Ternyata dlm waktu 50th didunia, cuma
2th untuk sholat
Terimakasih untuk membaca dgn seksama!
Berjuta makna milik anda ,,,,,
Waktu yang terlupa menabur bencana
Distribusi normal manusia meninggal dunia (tahun)
Rata-rata manusia meninggal dunia antara usia 60
thn-70thn (mayoritas)
Pukul rata manusia meninggal ± 65 th
“Baligh : Start untuk seseorang di perhitungkan amal
baik atau buruknya selama
hidup di dunia”
Laki-laki Baligh ± 15 tahun
Wanita Baligh ± 12 tahun
Usia Yang tersisa untuk kita beribadah kepada-Nya kita
pukul rata dengan rumus:
MATI-BALIGH = sisa USIA……………..65 - 15 = 50 tahun
12 jam siang hari
12 jam malam hari
24 jam satuharisatumal -am
Gambaran kotornya:
Mari kita tela’ah bersama………!
Waktu kita tidur ± 8 jam/hari
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai tidur 18250
hari x 8 jam= 146000 jam=16 tahun, 7 bulan……
di bulatkan jadi 17 tahun
Logikanya: Alangkah sayangnya waktu 17 tahun habis di
gunakan untuk tidur, padahal kita akan tertidur dari dunia untuk
selamanya……………… -………………………………………
Catatan: Yang lebih bermasalah lagi bagi mereka yang
tumor alias tukang molor bisa jadi 12 jam/hari =25 tahun habis tertidur!!!
Hati-hati dengan penyakit “TUMOR”
Waktu aktivitas kita di siang hari ± 12 jam
Dalam 50 tahun waktu yang habis dipakai aktivitas:18250
-hari x12 jam=219000 jam=25 tahun
Aktivitas disiang hari: Ada yang bekerja, atau
bercinta, ada yang belajar atau mengajar, ada yang sekolah atau kuliah, ada
yang makan sambil jalan-jalan, ada pula yang gambling sambil maling…
dan masih banyak lagi aktivitas lainnya yang tak pernah
bisa disamaratakan satu dengan yang lain……..
Waktu aktivitas santai atau rilexsasi ± 4 jam
Dalam 50 tahun waktu yang dipakai rileksasi 18250 hari
x 4 jam= 73000 jam = 8 tahun
Realisasi rileksasi: biasanya nonton tv sambil minum
kopi, ada pula yang belajar mati-matian/ bikin contekan habis-habisan buat
ujian, atau mungkin dihabiskan termenung di buai khayalan……
(Tidur) 17 tahun + (Aktifitas) 25 tahun + (rilexsasi) 8
tahun = 50 tahun
Lalu kapan Ibadahnya??????
Padahal manusia diciptakan-Nya tiada lain dan tiada
bukan untuk semua dan segalanya hanyalah beribadah kepada-Nya, karena satu hal
yang pasti kita akan kembali ke alam hakiki illahi!!!!!!!!! -!!!!!!!!
“ Maut datang menjemput tak pernah bersahut
Malaikat datang menuntut untuk merenggut
Manusia tak kuasa untuk berbicara
Tuhan Maha Kuasa atas syurga dan Neraka”
Memang benar!!!!! kuliah itu ibadah, kalau niat
kuliahnya untuk ibadah, lha wong kita mah kuliah mau nyari ijazah, bakal nanti
bekerja agar mudah mencari nafkah……………………
Memang benar!!!!!!!!! Bekerja cari nafkah itu ibadah,
tapi bekerja yang bagaimana? Orang kita bekerja sikut sana sikut sini, banting
tulang banting orang, tujuan utamanya cari uang buat beli barang-barang biar
dipandang orang-orang…..
“jarang orang menolak untuk di puji dan di puja tatkala
mereka berjaya “
Pernah kita membaca bismillah saat hendak berangkat
kuliah tapi sayang hanya sekedar pernah……………
Pernah kita berniat mulia saat hendak mencari nafkah,
tapi semuanya terlupa ketika melihat gemerlapnya dunia…….
Lalu kapan ibadahnya?????? -????????
Oh mungkin saat sholat yang 5 waktu itu dianggap
cukup………..!
Karena kita pikir; sholat begitu besar pahalanya,
sholat amalan yang dihisab paling pertama, sholat jalan untuk membuka pintu
syurga………
Kenapa kita harus cukup kalau ibadah kita hanyalah
sholat kita!!!!!!
Berapa sholat kita dalam 50 tahun??????
1x sholat = ± 10 menit …..5x sholat ± 1 jam
Dalam waktu 50 tahun waktu yang terpakai sholat=18250
hari x I jam =18250 jam= 2 tahun
Kesimpulan:
waktu yang kita manfaatkan dalam 50 tahun di dunia cuma
2 tahun untuk sholat…………
2 tahun dari 50 tahun kesempatan kita….itupun belum
tentu sholat kita bermakna berpahala dan di terima..
Dan sekiranya sholat kita selama 2 tahun berpahala
rasa-rasanya tidak sebanding dengan perbuatan dosa-dosa kita selama 50 tahun;
dalam ucap kata kita yang selalu dusta, baik yang terasa maupun yang di
sengaja, dalam ucap kata kita yang selalu cerca terhadap orangtua, dalam harta
kaya kita yang selalu kikir terhadap orang faqir, dalam setiap laku langkah
kita yang selalu bergelimang dosa…………………………
Logika dari logikanya:
Bukan satu yang tidak mungkin kita umat di akhir jaman
akan berhamburan di neraka untuk mendapatkan balasan kelalaian……………… -……
Terlalu banyak waktu yang terbuang percuma selama
manusia hidup di dunia dan semuanya itu akan menjadi bencana…………………… -.
Solusi:
Tiada kata terlambat walaupun waktu bergulir cepat,
isilah dengan sesuatu apa yang bermanfaat!!!!! -!!
Ingat Akhirat!!!!!!!! -!!!!!!!!!!!
"Bukan suatu paksaan untuk disebarkan"
"Saling mengingatkan sesama bukanlah hal
binasa".
106
= KISAH KATAK DAN IBUNYA
=
Ada rasa tidak nyaman yang dirasakan seekor anak katak
ketika langit tiba-tiba menjadi gelap.
" Bu, apa kita akan binasa, kenapa langit
tiba-tiba gelap ? "
ucap anak katak sambil merangkul erat lengan
ibunya.
Sang ibu menyambut rangkulan itu dengan lembut, dan
berkata :
... "Anakku, " (ucap sang induk, kemudian
) " Itu bukan pertanda kebinasaan kita, justru itu adalah tanda baik buat
kita. "
jelang sang induk katak sambil terus membelai dan
anak katak itupun mulai tenang.
Namun, ketenangan itu tak berlangsung lama
tiba-tiba angin bertiup kencang, daun dan tangkai kering mulai berserakan serta
berterbangan. Pepohonan meliuk-liuk dipermainkan angin.
Lagi-lagi suatu pemandangan menakutkan buat si anak
katak :
" Ibu, itu apa lagi. ? Apa itu yang kita
tunggu-tunggu . ??
Tanya si anak katak sambil bersembunyi di balik
tubuh ibunya
" Anakku . . . Itu cuma angin dan itu juga
pertanda kalau yang kita tunggu pasti akan datang !! "
ujar sang ibu, sambil menenangkan anak katak dan
anak katak itupun mulai tenang kembali, ia mulai menikmati tiupan angin yang
kencang ya tampak menakutkan.
" Blarrr !!! " suara petir
menyambar-nyambar serta kilatan cahaya putihpun kian menjadikan suasanya yang
begitu menakutkan. Kali ini sang anak tidak bisa berkata apa-apa dia bukan saja
merangkul dan bersembunyi dibalik tubuh ibunya, tapi dia juga gemetar.
" Bu, aku sangat takut !! Takut sekali !!!
" ucapnya sambil terus memejamkan mata.
" Sabar, anakku !! "
(ucap ibunya, sambil terus membelai )
" Itu cuma petir. Itu tanda ke tiga bahwa yang
kita tunggu tidak akan lama lagi datang, keluarlah dan pandangi tanda-tanda
yang tampak menakutkan itu. Bersyukurlah, karena hujan tak lama lagi datang ”
ungkap sang induk katak begitu tenang, lalu anak
katak itupun mulai keluar dari balik tubuh ibunya, ia juga mencoba melihat
keatas dan memandangi langit yang hitam, serta daun-daun yang bergoyang
dihembus angin yang kencang bahkan sambaran petir yang begitu menyilaukan.
Tiba-tiba, ia berteriak kencang :
" Ibuuu . . . . Hujan datang, Hujan datang.
Horeeee . . . . . "
Pesan :
Anugerah hidup kadang tampil melalui jalan yang
tidak kita inginkan ia tidak datang diiringi dengan tiupan seruling merdu dan
juga tidak diantar oleh bidadari serta dayang yang cantik nan rupawan.
YA,
RASULULLAH ! SEANDAINYA SAYA TIDAK BUTA, TENTU SAYA PERGI BERPERANG ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Abdullah bin Umar bin
Syuraikh, seorang sahabat asal Quraisy ini termasuk peserta hijrah ke Madinah
rombongan pertama. Beliau sampai di Madinah sebelum kedatangan Rasulullah
Shalalahu ‘alaihi Wassalam. Beliau meninggal dalam peperangan Qadisiah
membawahi sebuah brigade.
‘Abdullah bin Ummi Maktum, orang mekkah suku Quraisy.
Dia mempunyai ikatan keluarga dengan Rasululah Shalalahu ‘alaihi Wassalam.
Yaitu anak paman Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid Ridhwanullah ‘Alaiha.
Bapaknya Qais bin Zaid, dan ibunya ‘Atikah binti ‘Abdullah. Ibunya bergelar
“Ummi Maktum” karena anaknya ‘Abdullah lahir dalam keadaan buta total.
‘Abdullah bin Ummi Maktum menyaksikan ketika cahaya
Islam mulai memancar di Makkah. Allah melapangkan dadanya menerima agama baru
itu. Karena itu tidak diragukan lagi dia termasuk kelompok yang pertama-tama
masuk Islam. Sebagai muslim kelompok pertama, ‘Abdullah turut menanggung segala
macam suka duka kaum muslimin di Makkah ketika itu. Dia turut menderita siksaan
kaum Quraisy seperti diderita kawan-kawannya seagama, berupa penganiayaan dan
berbagai macam tindakan kekerasan lainnya. Tetapi apakah karena
tindakan-tindakan kekerasan itu Ibnu ummi Maktum menyerah? Tidak……! Dia tidak
pernah mundur dan tidak lemah iman. Bahkan dia semakin teguh berpegang pada
ajaran Islam dan Kitabullah. Dia semakin rajin mempelajari syariat Islam dan
sering mendatangi majelis Rasulullah.
Begitu rajin dia mendatangi majelis Rasulullah,
menyimak dan menghafal Al-Qur’an, sehingga setiap waktu senggang selalu
disinya, dan setiap kesempatan yang baik selalu disebutnya. Bahkan dia sangat
rewel. Karena rewelnya, dia beruntung memperoleh apa yang diinginkannya dari
Rasulullah, di samping keuntungan bagi yang lain-lain juga.
Pada masa permulaan tersebut, Rasulullah sering
mengadakan dialog dengan pemimpin-pemimpin Quraisy, mengharapkan semoga mereka
masuk Islam. Pada suatu hari beliau bertatap muka dengan ‘Utbah bin Rabi’ah,
Syaibah bin Rabi’ah, ‘Amr bin Hisyam alias Abu Jahl, Umayyah bin Khalaf dan
walid bin Mughirah, ayah saifullah Khalid bin walid.
Rasulullah berunding dan bertukar pikiran dengan mereka
tentang Islam. Beliau sangat ingin mereka menerima dakwah dan menghentikan
penganiayaan terhadap para sahabat beliau.
Sementara beliau berunding dengan sungguh-sungguh,
tiba-tiba ‘Abdullah bin Ummi maktum datang mengganggu minta dibacakan kepadanya
ayat-ayat Al-Qur’an.
Kata ‘Abdullah, “Ya, Rasulullah! Ajarkanlah kepadaku
ayat-ayat yang telah diajarkan Allah kepada Anda!”
Rasul yang mulia terlengah memperdulikan permintaan
‘Abdullah. Bahkan beliau agak acuh kepada interupsinya itu. Lalu beliau
membelakangi ‘Abdullah dan melanjutkan pembicaraan dengan pemimpin Quraisy
tersebut. Mudah-mudahan dengan Islamnya mereka, Islam tambah kuat dan dakwah
bertambah lancar.
Selesai berbicara dengan mereka, Rasulullah bermaksud
hendak pulang. Tetapi tiba tiba penglihatan beliau gelap dan kepala beliau
terasa sakit seperti kena pukul. Kemudian Allah mewahyukan firman-Nya kepada
beliau: “Dia ( Muhammad ) bermuka masam dan berpaling, karena seorang buta
datang kepadanya, Tahukah kamu, barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari
dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi
manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu
melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau mereka tidak membersihkan
diri (beriman). Adapun orang yang datang kepadamu dengan bergegas (untuk
mendapatkan pengajaran), sedangkan ia takut kepada (Allah), maka kamu
mengabaikannya. Sekali-kali jangan (begitu)! Sesungguhnya ajaran Allah itu
suatu peringatan. Maka siapa yanag menghendaki tentulah ia memperhatikannya.
(Ajaran ajaran itu) terdapat di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang
ditinggikan lagi disucikan, di tangan para utusan yang mulia lagi (senantiasa)
berbakti.” (QS. ‘Abasa : 1 – 16).
Enam belas ayat itulah yang disampaikan Jibril Al-Amin
ke dalam hati Rasulullah sehubungan dengan peristiwa ‘Abdullah bin Ummi maktum,
yang senantiasa dibaca sejak diturunkan sampai sekarang, dan akan terus dibaca
sampai hari kiamat.
Sejak hari itu Rasulullah tidak lupa memberikan tempat
yang mulia bagi ‘Abdullah apabila dia datang. Beliau menyilahkan duduk ditempat
duduk beliau. Beliau tanyakan keadaannya dan beliau penuhi kebutuhannya.
Tidaklah heran kalau beliau memuliakan ‘Abdullah demikian rupa; bukankah
teguran dari langit itu sangat keras!
Tatkala tekanan dan penganiayaan kaum Quraisy terhadap
kaum muslimin semakin berat dan menjadi-jadi, Allah Ta’ala mengizinkan kaum
muslimin dan Rasul-Nya hijrah. ‘Abdullah bin Ummi maktum bergegas meninggalkan
tumpah-darahnya untuk menyelamatkan agamanya. Dia bersama sama Mush’ab bin Umar
sahabat-sahabat Rasul yang pertama-tama tiba di Madinah, setibanya di Yatsrib
(Madinah), ‘Abdullah dan Mush’ab segera berdakwah, membacakan ayat-ayat
Al-Qur’an dan mengajarkan pengajaran Isalam.
Setelah Rasulullah tiba di Madinah, beliau mengangkat
‘Abdullah bin Ummi Maktum serta Bilal bin rabah menjadi Muadzin Rasulullah.
Mereka berdua bertugas meneriakkan kalimah tauhid lima kali sehari semalam,
mengajak orang banyak beramal saleh dan mendorong masyarakat merebut
kemenangan. Apabila Bilal adzan, maka ‘Abdullah qamat. Dan bila ‘Abdullah
adzan, maka Bilal qamat.
Dalam bulan Ramadhan tugas mereka bertambah. Bilal
adzan tengah malam membangunkan kaum muslimin untuk sahur, dan ‘Abdullah adzan
ketika fajar menyingsing, memberi tahu kaum muslimin waktu imsak sudah masuk,
agar menghentikan makam minum dan segala yang membatalkan puasa.
Untuk memuliakan ‘Abdullah bin Ummi maktum, beberapa
kali Rasulullah mengangkatnya menjadi Wali Kota Madinah menggantikan beliau,
apabila meninggalkan kota. Tujuh belas kali jabatan tersebut dipercayakan
beliau kepada ‘Abdullah. Salah satu diantaranya, ketika meninggalkan kota
Madinah untuk membebaskan kota Makkah dari kekuasaan kaum musyrikin Quraisy.
Setelah perang Badar, Allah menurunkan ayat-ayat
Al-Qur’an, mengangkat derajat kaum muslimin yang pergi berperang fi sabilillah.
Allah melebihkan derajat mereka yang pergi berperang atas orang-orang yang
tidak pergi berperang, dan mencela orang yang tidak pergi karena ingin bersantai-santai.
Ayat-ayat tersebut sangat berkesan di hati ‘Abdullah bin Ummi Maktum. Tetapi
baginya sukar mendapatkan kemuliaan tersebut karena dia buta. Lalu dia berkata
kepada Rasulullah, “Ya, Rasulullah! Seandainya saya tidak buta, tentu saya
pergi berperang.”
Kemudian dia bermohon kepada Allah dengan hati penuh
tunduk, semoga Allah menurunkan pula ayat-ayat mengenai orang-orang yang
keadaannnya cacat (udzur) seperti dia, tetapi hati mereka ingin sekali hendak
turut berperang. Dia senantiasa berdoa dengan segala kerendahan hati. Katanya,
“Wahai Allah! Turunkanlah wahyu mengenai orang-orang yang udzur sepertiku!”
Tidak berapa lama kemudian Allah memperkenankan doanya.
Zaid bin Tsabit, sekretaris Rasulullah yang bertugas
menuliskan wahyu menceritakan, “aku duduk di samping Rasulullah. Tiba tiba
beliau diam, sedangkan paha beliau terletak di atas pahaku. Aku belum pernah
merasakan beban yang paling berat melebihi berat paha Rasulullah ketika itu.
Sesudah beban berat yang menekan pahaku hilang, beliau bersabda, “Tulislah, hai
Zaid!”
Lalu aku menuliskan, “Tidak sama orang-orang mukmin
yang duduk (tidak turut berperang) dengan pejuang-pejuang yang berjihad fi
sabilillah…..” (An-Nisaa : 95).
Ibnu Ummi berdiri seraya berkata, “Ya Rasulullah!
Bagaimana dengan orang-orang yang tidak sanggup pergi berjihad (berperang
karena cacat)?”
Selesai pertanyaan ‘Abdullah, Rasulullah berdiam dan
paha beliau menekan pahaku, seolah-olah aku menanggung beban berat seperti
tadi. Setelah beban berat itu hilang, Rasulullah berkata, “Coba baca kembali
yang telah engkau tulis!”
Aku membaca , “Tidak sama orang-orang mukmin yang duduk
(tidak turut berperang).” lalu kata beliau. Tulis! “Kecuali bagi orang-orang
yang tidak mampu.” Maka turunlah pengecualian yang diharap-harapkan Ibnu Ummi
Maktum.
Meskipun Allah telah memaafkan Ibnu Ummi Maktum dan
orang-orang udzur seperti dia untuk tidak berjihad, namun dia enggan
bersantai-santai beserta orang-orang yang tidak turut berperang. Dia tetap
membulatkan tekat untuk turut berperang fi sabilillah. Tekad itu timbul dalam
dirinya, karena jiwa yang besar tidak dapat dikatakan besar, kecuali bila orang
itu memikul pula pekerjaan besar. Maka karena itu dia sangat gandrung untuk
turut berperang dan menetapkan sendiri tugasnya di medan perang.
Katanya, “Tempatkan saya antara dua barisan sebagai
pembawa bendera. Saya akan memeganya erat-erat untuk kalian. Saya buta, karena
itu saya pasti tidak akan lari.” Tahun keempat belas Hijriyah, Khalifah ‘Umar
bin Khaththab memutuskan akan memasuki Persia dengan perang yang menentukan,
untuk menggulingkan pemerintahan yang zalim, dan menggantinya dengan
pemerintahan Islam yang demokratis dan bertauhid. ‘Umar memerintahkan kepada
segenap Gubernur dan pembesar dalam pemerintahannya, ‘Jangan ada seorang jua
pun yang ketinggalan dari orang orang bersenjata, orang yang mempunyai kuda,
atau yang berani, atau yang berpikiran tajam, melainkan hadapkan semuanya
kepada saya sesegera mungkin!”
Maka berkumpulah di Madinah kaum Muslimin dari segala
penjuru, memenuhi panggilan Khalifah ‘Umar. Di antara mereka itu terdapat
seorang prajurit buta, ‘Abdullah bin Ummi maktum. Khalifah ‘Umar mengangkat
Sa’ad bin Abi Waqash menjadi panglima pasukan yang besar itu. Kemudian Khalifah
memberikan intruksi-intruksi dan pengarahan kepada Sa’ad.
Setelah pasukan besar itu sampai di Qadisiyah.
‘Abdullah bin Ummi maktum memakai baju besi dan perlengkapan yang sempurna. Dia
tampil sebagai pembawa bendera kaum muslimin dan berjanji akan senantiasa
mengibarkannya atau mati di samping bendera itu.
Pada hari ke tiga perang Qadisiyah, perang berkecamuk
dengan hebat, yang belum pernah disaksikan sebelumnya. Kaum muslimin berhasil
memenangkan perang tersebut dengan kemenangan paling besar yang belum pernah
direbutnya. Maka pindahlah kekuasaan kerajaan Persia yang besar ke tangan kaum
muslimin. Dan runtuhlah mahligai yang termegah, dan berkibarlah bendera tauhid
di bumi penyembah berhala itu.
Kemenangan yang meyakinkan itu dibayar dengan darah dan
jiwa ratusan syuhada. Diantara mereka yang syahid itu terdapat ‘Abdullah bin
Ummi Maktum yang buta. Dia ditemukan terkapar di medan tempur berlumuran darah
syahidnya, sambil memeluk bendera kaum muslimin.
Wallahu’alam bishshawab, ..
info
buat kaum hawa, pasti cmw aknsetuju . oleh : Huda
Blackant
MENGAPA RIDHO SUAMI ITU SYURGA BAGI PARA ISTRI ??
1.) Suami dibesarkan oleh ibu yang mencintainya seumur
hidup. Namun ketika dia dewasa, dia memilih mencintaimu yang bahkan belum tentu
mencintainya seumur hidupmu, bahkan sering kala rasa cintanya padamu lebih
besar daripada cintanya kepada ibunya sendiri.
2.) Suami dibesarkan sebagai lelaki yang ditanggung
nafkahnya oleh ayah ibunya hingga dia beranjak dewasa. Namun sebelum dia mampu
membalasnya, dia telah bertekad menanggung nafkahmu, perempuan asing yang baru
saja dikenalnya dan hanya terikat dengan akad nikah tanpa ikatan rahim seperti
ayah dan ibunya.
3.) Suami ridha menghabiskan waktunya untuk
mencukupi kebutuhan anak-anakmu serta dirimu. Padahal dia tahu, di sisi Allah,
engkau lebih harus di hormati tiga kali lebih besar oleh anak-anakmu
dibandingkan dirinya. Namun tidak pernah sekalipun dia merasa iri, disebabkan
dia mencintaimu dan berharap engkau memang mendapatkan yang lebih baik daripadanya
di sisi Allah.
4.) Suami berusaha menutupi masalahnya dihadapanmu
dan berusaha menyelesaikanny¬a sendiri. Sedangkan engkau terbiasa mengadukan
masalahmu pada dia dengan harapan dia mampu memberi solusi. padahal bisa saja
disaat engkau mengadu itu, dia sedang memiliki masalah yang lebih besar. namun
tetap saja masalahmu di utamakan dibandingkan masalah yang dihadapi sendiri.
5.) Suami berusaha memahami bahasa diammu, bahasa
tangisanmu sedangkan engkau kadang hanya mampu memahami bahasa verbalnya saja.
Itupun bila dia telah mengulanginya berkali-kali.
6.) Bila engkau melakukan maksiat, maka dia akan
ikut terseret ke neraka karena dia ikut bertanggung jawab akan maksiatmu. Namun
bila dia bermaksiat, kamu tidak akan pernah di tuntut ke neraka karena apa yang
dilakukan olehnya adalah hal-hal yang harus dipertanggung jawabkannya sendiri.
Enam
Macam Fitnah Dajjal !
TIDAK ada keraguan bagi orang yang beriman terhadap
segala berita yang datang dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, masuk
akal ataupun tidak. Karena mereka meyakini bahwa segala yang diberitakan oleh
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sepanjang riwayatnya shahih,
merupakan berita wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan segala perkara yang
disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang terkait dengan
Dajjalseperti sifat-sifatnya, kejadian-kejadian luar biasa yang diperbuatnya,
masa tinggalnya di atas dunia, para pengikutnya, tempat turunnya, siapa yang
akan membunuhnya dan sebagainya–bagi orang yang beriman bukanlah sebuah
khurafat dan tahayul yang menjajah akal serta hati mereka.
Dan fitnah yang dilakukan Dajjal banyak sekali, di
antaranya:
1. Bersamanya ada surganya dan nerakanya.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Dajjal cacat matanya yang kiri1, keriting rambutnya,
bersamanya surga dan nerakanya. Nerakanya adalah surga dan surganya adalah
neraka.” (HR. Muslim, no. 2934)
2. Membunuh satu jiwa kemudian menghidupkannya kembali.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Keluarlah pada hari itu seorang yang terbaik atau di
antara orang terbaik. Dia berkata: ‘Aku bersaksi engkau adalah Dajjal yang
telah disampaikan kepada kami oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.’
Dajjal berkata (kepada pengikutnya): ‘Apa pendapat kalian jika aku bunuh dia
dan aku hidupkan kembali apakah kalian masih ragu kepadaku?’ Mereka berkata:
‘Tidak.’ Maka Dajjal membunuhnya dan menghidupkannya kembali….” (HR. Muslim no.
2938)
3. Menggergaji seseorang kemudian membangkitkannya
kembali. (HR. Muslim, 2938/113)
4. Memerintahkan langit untuk menurunkan hujan lalu
turunlah hujan.
Dari An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“…Dia datang kepada satu kaum mendakwahi mereka.
Merekapun beriman kepadanya, menerima dakwahnya. Maka Dajjal memerintahkan
langit untuk hujan dan memerintahkan bumi untuk menumbuhkan tanaman, maka
turunlah hujan dan tumbuhlah tanaman….” (HR. Muslim no. 2937)
Adapun kaum yang tidak beriman dan tidak menerima
dakwah Dajjal, tidak ada sedikit harta pun tersisa pada mereka.
5. Akan diikuti perbendaharaan harta.
Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an radhiyallahu ‘anhu
disebutkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“…Dia mendatangi reruntuhan dan berkata: ‘Keluarkanlah
perbendaharaanmu.’ Maka keluarlah perbendaharaannya mengikuti Dajjal seperti
sekelompok lebah.” (HR. Muslim no. 2937)
6. Bersamanya air, sungai, dan gunung roti, api, dan
air.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“…Sesungguhnya bersama dia ada surga dan nerakanya,
sungai dan air, serta gunung roti. Sesungguhnya surganya Dajjal adalah neraka
dan nerakanya Dajjal adalah surga.” (HR. Ahmad. Asy-Syaikh Al-Albani
rahimahullahu berkata: sanadnya shahih. Lihat Qishshatu Masihid Dajjal)
Dari ‘Uqbah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata tentang Dajjal:
“Sungguh Dajjal akan keluar dan bersamanya ada air dan
api. Apa yang dilihat manusia air sebenarnya adalah api yang membakar. Apa yang
dilihat manusia api sesungguhnya adalah air minum dingin yang segar.
Barangsiapa di antara kalian yang mendapatinya hendaknya memilih yang
dilihatnya api, karena itu adalah air segar yang baik.” (HR. Muslim no. 2935)
Jika seorang mukmin telah mengetahui dan beriman akan
keluarnya Dajjal dengan membawa fitnah yang demikian dahsyat, hendaknya ia
mengamalkan beberapa sebab untuk menjaga dirinya dari Dajjal dan fitnahnya.
..
KISAH NYATA DARI JORDAN, AZAB KUBUR YG MENGERIKAN ..
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sepasang wanita muda
sedang duduk duduk pada sebuah bar di hotel berbintang lima, dengan pemandangan
“Laut Mati” (Dead Sea), sekitar 40 km dari kota Amman Ibu kota Jordan, hotel
itu terletak sangat dekat dengan perbatasan Israel, mereka sedang menikmati
“Tequilla”, itulah salah satu jenis minuman keras yang paling umum disana.
Ketika dalam perjalanan pulang, keduanya menyaksikan
seorang wanita yang tergeletak di tengah jalan, keadaannya sangat mengerikan,
wanita itu sangat dikenal oleh keduanya, seorang PSK yang selalu mabuk dari
hasil kerjaannya, wanita itu tergeletak di tengah jalan dalam keadaan tak
bernyawa, perutnya yang buncit dan menonjol menunjukkan bahwa ia sedang hamil
tua telah pecah, sedangkan dilehernya masih tergantung termos besi yang berisi
arak.
Wanita itu tewas disebabkan menyeberang dalam keadaan
mabuk. Tubuhnya yang kurus dengan perut yang buncit itu dihantam sebuah truk
peti kemas hingga terlempar. Belum cukup hantaman truk besar itu melandanya,
tubuh wanita itu bagaikan panah lepas dari busurnya menghantam tebing karang
disamping jalan. Lalu tubuh penuh dosa itu terhempas di kerikil tajam di teras
jalan.
Tulang kepalanya remuk, sebagian kulit kepala dan
rambutnya masih menempel di tebing karang. Paha kanannya sudah terpisah dari
tubuhnya. Perutnya robek serta kepala bayi kecil tersembul dari perut ibunya
yang bermandikan darah dan arak yang berasal dari termos yang penyok sekaligus
meremukkan tulang rusuknya, bayi itu masih tampak bergerak-gerak, terkejang-kejang,
lalu diam untuk selamanya. Pemandangan menyeramkan itu membuat kedua wanita itu
pucat pasi dan jatuh pingsan.
Keesokan harinya kedua wanita itu saling bertemu di
sebuah Mall di Pusat kota Amman, akan tetapi yang satu sudah jauh berubah, ia
telah mengenakan jilbab lengkap, wajahnya sudah memancarkan cahaya tobat, dan
kelopak matanya membengkak karena banyak menangis. Wanita kedua tampak kaget,
“Hei…apa aku tak salah lihat?” serunya dengan pandangan keheranan.
Wanita pertama hanya menunduk dan berkata lirih, “Aku
telah kembali pada bimbingan Tuhanku, aku takut dan malu padaNya, aku jijik
terhadap diriku, aku rindu pada keindahan, aku rindu pada kesucian, aku rindu
pada kemuliaan, hanya Tuhanku yang mau mema’afkanku, hanya Tuhanku yang dapat
memuliakanku, hanya Tuhanku yang dapat menyucikanku…” Belum selesai ia
berbicara wanita kedua sudah berlalu dari hadapannya.
Tiga bulan berlalu tanpa terasa, kedua wanita itu sudah
tak pernah berhubungan lagi, wanita pertama sedang asyik menikmati cahaya
ayat-ayat Allah, ia duduk di kursi kayu di beranda rumahnya, melewatkan sore
harinya bersama Al-Qur’an, yang dahulu sore harinya ia habiskan bersama
Tequilla.
Tiba tiba Ponselnya berbunyi seakan hendak memutus
kenikmatannya, tetapi ia enggan memutus ngajinya, ia biarkan selular itu
berbunyi, berhenti dan berbunyi lagi, lalu berhenti dan berbunyi lagi, akhirnya
dengan sangat berat ia menghentikan bacaan Al-Qur’annya dan menjawab telepon,
ternyata si penelepon adalah temannya yang sudah tiga bulan tak pernah mau berhubungan
dengannya.
Temannya berkata lirih, “Bagaimana sih caranya
bertobat..?” Dengan gembira wanita shalihah itu menjelaskan cara cara shalat,
membaca Al-Qur’an dan ibadah-ibadah Indah lainnya. Tetapi temannya terdiam dan
berkata dengan berat, “Sholat..?, pake jilbab..?, aduh malas ah, aku berat
melakukannya. Tapi…., aku butuh ketenangan.” Wanita shalihah itu berusaha
meyakinkan bahwa Ibadah dengan diawali tobat adalah ketenangan yang sangat
indah. Namun temannya memang kepala batu, seraya berkata, “ngga deh.., aku
belum mau jadi biarawati..!”, seraya memutus hubungan teleponnya.
Tiga hari kemudian wanita shalihah itu mendapat kabar
bahwa temannya telah menemui ajalnya. Lalu ia bergegas untuk melayat ke rumah
temannya dan ternyata jenazah telah menuju pusara untuk dimakamkan.
Sesampainya ia dirumah temannya ia bertemu ibu dari
temannya tersebut yang juga terlambat, karena datang dari luar kota. Ibu itu
tergopoh-gopoh menuju pusara anak perempuannya didampingi si wanita shalihah.
Ketika tiba ternyata penguburan telah selesai. Si ibu berteriak menjerit-jerit,
ia menjambak rambut dan merobek bajunya memaksa untuk melihat jenazah anaknya
terakhir kali.
Penguburan dan talqin sudah usai, namun permintaan ibu
membuat para hadirin menjadi bingung. Mereka berusaha menyabarkan Sang ibu,
namun ibu itu terus memaksa dengan terus merobeki bajunya. Akhirnya
permintaannya pun dengan berat diterima, kuburan itu di gali lagi atas
permintaan keluarganya.
Penggalipun dengan cepat menggali pusara itu. Namun
ketika sampai pada kayu penutup mayat, ternyata kayu kayu itu sudah hancur.
Mereka menyingkirkan kayu kayu itu dengan penasaran… semua wajah melongokkan
pandangannya ke liang kubur. Lalu kayu-kayu hancur itu pun disingkirkan dengan
hati-hati, maka terlihatlah pemandangan yang sangat mengerikan. Kain kafan
penutup mayat itu sudah hancur berserakan, mayat wanita itu hangus terbakar,
rambutnya kaku bagaikan jeruji besi, hampir mirip sapu ijuk, kedua bola matanya
berada dipipinya dalam keadaan kuncup bagaikan buah kering yang terbakar. Dan
lidahnya terjulur keluar serta dari mulut, mata dan telinganya mengalirkan asap
yang berbau daging hangus.
Semua sosok yang menyaksikan pemandangan itu terlonjak
mundur. Ibu dan wanita shalihah itu sudah sedari tadi jatuh pingsan. Dan para penggali
kubur yang sudah melompat keluar liang itu dengan tanpa pikir panjang menimbun
liang itu dengan cepat dan lari meninggalkan pusara.
Wanita shalihah itu semakin giat beribadah. Ibu wanita
malang tadi sudah menjadi penghuni rumah sakit jiwa. Dan kubur itu menjadi
kuburan terakhir yang dimakamkan di pemakaman itu, karena tak ada lagi orang
yang mau menguburkan keluarganya di makam itu.
Firman Allah : “Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami
buat untuk manusia supaya mereka berpikir.” (QS Al Hasyr-21).
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ....
-=|[
CURHAT IBLIS KEPADA NABI YAHYA ]|=-
Iblis pernah curhat dan membuka rahasianya kepada Nabi
Yahya a.s.
Pada kesempatan itu, Iblis menguraikan tentang 3
golongan keturuanan Nabi Adam a.s serta trik-triknya dalam menjerusmuskan
manusia.
Adalah Abdullah bin Muhammad bin Ubad telah
meriwayatkan dengan isnadnya dari Wuhaib bin Ward dalam kitab Aakamul Marjan.
Kisahnya.
Dalam kesempatan itu, Iblis membagi
anak turun Nabi Adam a.s menjadi 3 golongan.
"Sungguh aku akan menasehatimu," ujar iblis.
"Bohong, engkau laknatullah, engkau tidak akan
menasehatiku, tetapi kabarkanlah kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam
a.s," ucap Nabi Yahya a.s.
"Wahai kekasih Allah, sesungguhnya anak cucu Adam
itu ada tiga golongan," ujar iblis yangterlihat dengan sungguh-sungguh.
"Ceritakanlah kepadaku," tutur Nabi Yahya a.s
lagi.
Menunda Bertobat.
Kemudian iblis bercerita,bahwagolongan pertama
adalah golongan umat yang melonggarkan waktu untuk beristighfar dan bertobat.
Golongan tersebut adalah golongan yang paling berat dan
paling sulit dipengaruhi oleh iblis.
"Kami telah betul-betul berusaha sekuat tenaga
untuk menggodanya, tetapi mereka merusak segala upaya kami dengan beristighfar
dan bertobat.
Kami mengulangi lagi, tetapi mereka juga mengulangi
istighfar dan betobat.
Kami tidak putus asa, tetapi tidak mendapatkan tujuan
kami padahal telah bersusah payah," ujar iblis.
"Kemudian bagaimana dengan golongan yang
kedua," tanya Nabi Yahya a.s.
Iblis kemudian menjelaskan bahwa golongan anak cucu
Adam yang kedua adalah orang yang lalai atas perintah Allah SWT.
"Mereka itu di tangan-tangan kami seperti bola
yang ada di tangan anak-anak kalian, kami menyambar dengan cepat sekehendak
kami, sungguh kami telah menguasai mereka," jawab Iblis.
Kemudian bagaimana dengan golongan yang ketiga,"
tanya Nabi Yahya a.s lagi.
" Golongan yang ketiga itu adalah orang-orang yang
sepertimu, yang terjaga dari kesalahan (maksum), kami tidak berkuasa sama
sekali atas orang-orang yang memiliki kelebihan seperti dirimu," jawab
iblis.
"Apakah engkau benar-benar tidak kuasa atas
diriku..?"
tanya Nabi Yahya a.s.
"Tidak, kecuali satu kali saja, yaitu pada saat
kamu mendatangi makanan dan memakannya, kami tak henti-hentinya menyenangkan
kamu makan melebihi batas dan diluar kebutuhan, maka malam itu engkau tidur
nyenyak dan tidak shalat malam seperti biasanya," jawab iblis.
Orang yang paling disenangi dan dibenci Iblis.
"Tak diragukan lagi iblis, aku tidak akan makan
kenyang karena makanan selamanya," ucap Nabi Yahya a.s.
"Sudah tentu, aku tidak akan menasehati anak cucu
Adam sesudahmu," ujar iblis balik.
Dalam riwayat lain, dalam kitab Aakamul Marjan juga
dijelaskan melalui Ibn Abi Dunya dengan sanadnya dari Abdillah bin Khuaibiq.
Ketika iblis bertemu dengan Nabi Yahya a.s, Nabi Yahya
berkata,
"Hai iblis, kabarkanlah kepadaku manusia yang
paling kamu senangi dan yang paling kamu benci."
Iblis tidak dapat melarikan diri dari pertanyaan itu,
hingga dijawabnya dengan jujur.
"Manusia yang paling aku senangi adalah seorang
mukmin yang bakhil dan manusia yang paling aku benci adalah mereka yang
dermawan," jawab iblis.
"Kenapa begitu, katakanlah wahai iblis," ujar
Nabi Yahya a.s.
"karena orang yang bakhil itu, bakhilnya mencukupi
kepadaku (menyesatkan manusia), dan orang yang dermawan itu, aku khawatir Allah
memperlihatkankedermawanannya lantas menerimanya," jawab iblis.
"Andai bukan karena engkau Wahai nabi Yahya
kekasih Allah, aku tidak akan mengabarkannya," ujar iblis lebih lanjut.
Setelah itu, iblis pergi dari hadapan Nabi Yahya as.
Sesungguhnya iblis tidak akan pernah berhenti
menyesatkanmu hiingga hari kiamat
Wallahuallam bishowab
0 comments:
Post a Comment